Langsung ke konten utama

Sayur Lompong Grobogan dalam Sehelai Batik

Gambar 1 : Batik motif Jangan Lompong (dokumentasi Tiara 2018)

Spesifikasi Karya 
Judul : Motif Sayur Lompong 
Ukuran : 2 x 1,5 meter 
Media : kain primisima, remasol 

Karya batik ini memiliki judul Sayur Lompong, berukuran : 2,00 m x 1,15 m, dengan media pewarna batik pada kain mori Primissima dan menggunakan teknik batik tulis. Batik Jangan lompong adalah motif batik yang terinspirasi dari kuliner khas Grobogan yaitu Jangan Lompong / sayur lompong, sayur lompong pada masa lalu dihidangkan dengan nasi jagung dan bothok yuyu. Karya ini merupakan stilasi dari bentuk sayuran lompong yang tertata dalam selembar kain. Penciptaan karya ini bertujuan untuk mengingat masa lalu dan juga masih bertahan sampai sekarang bahwa masyarakat setempat mencari bahan makanan di lingkungan sekitar untuk mengisi energi agar bisa menjalani hari. 

Fungsi dari karya batik motif Sayur Lompong ini adalah bahan sandang yang difungsikan sebagai bahan untuk kemeja atau dress. Batik Motif Sayur Lompong ini akan sangat cocok bila digunakan sebagai bahan kemeja panjang ataupun pendek dan cocok untuk dijadikan outer, karena motif Sayur Lompong/ Jangan Lompong ini memiliki motif yang besar berupa bentuk stilasi dari kuliner khas Sayur Lompong. Memiliki warna yang cukup menarik yaitu warna coklat muda dan hitam. 

Motif sayur lompong ini terinspirasi dari kuliner sayur lompong (pohon talas). Divisualisasi dalam bentuk tanaman lompong yang telah mengalami proses stilasi sebagai motif utama, dan ada motif lain berupa penampang batang lompong, yang divisualisasi berbentuk lingkaran yang diberi isen-isen sebagai wujud tekstur batang bagian dalam. Memiliki dua warna yaitu hitam dan coklat muda, hitam sebagai warna dasar dan coklat sebagai warna motif. Motif lompong disusun berulang dan sejajar dan diletakkan pada kain bagian bawah dengan posisi kain landscape bagian tengah dan atas terdapat motif daun talas/lompong dan penampang batangnya. Karya ini mengunakan konsep keseimbangan asimetris. 

Karya batik ini adalah karya proyek studi saya pada tahun 2018 sekaligus sebagai karya untuk berpartisipasi dalam event dari Museum Macam selama pandemi yaitu Arisan Karya 3.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Seni : Lukisan Berburu Celeng

Lukisan Berburu Celeng  karya Djoko Pekik Deskripsi Karya Medium lukisan Djoko Pekik adalah cat minyak yang dikerjakan diatas kanvas. Lukisan tersebut menampilkan seekor celeng raksasa, hitam, denganbadan terbalik, diikat pada seilah bambu yang digotong oleh dua lelaki busung lapar. Digambarkan juga kegembiraan rakyat dengan mengangkat dan mengepalkan tangan, ada penari (bentuk kesenian rakyat dari berbagai eleman masyarakat), dan juga raut – raut bahagia dari ekspresi rakyat. Kerumunan rakyat menyembut tertangkapnya celeng itu dengan pesta ria dan suka cita. Unsur warna yang terdapat pada subject matter adalah : warna hitam pada celeng, warna coklat – hitam pada dua leleaki busung lapar, warna hitam – putih – merah – coklat – biru pada kerumunan rakyat yang bahagia, selanjutnya dominan warna coklat pada kepala – kepala rakyat yang di belakang. Terlihat pada lukisan latar dari kejadian penangkapan celeng ini seperti di dalam stadion atau aula yang besar (out door) denga

Hari Kesehatan Mental Dunia : Art Therapy di Masa Pandemi

Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia. Menjaga kesehatan mental dan fisik sekaligus di masa Pandemi dirasa cukup menantang dari hari-hari sebelumnya. Sayangi dirimu,  buat senang,  dan selamat membaca. Semoga bermanfaat, lebih tenang dan senang. Fenomena munculnya Pandemi Covid-19 sejak Desember 2019 lalu membuat panik di seluruh masyarakat dunia. Di Indonesia mulai mewabah sejak Maret 2020, berbagai kebijakan telah diputuskan untuk mencegah penyebaran pandemi ini. Mulai dari kebijakan bekerja dari rumah (WFH), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sampai saat ini sekolah dan universitas masih tidak bisa menerima siswa untuk belajar di kelas. Bisa dikatakan berkegiatan di rumah saja adalah tindak terbaik untuk saat ini, jika memungkinkan harus keluar rumah baiknya mengikuti protokol kesehatan. Pandemi Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan fisik tetapi juga mengancam kesehatan mental. Bagaimana tidak, masyarakat lebih cemas dari biasanya. Cemas akan hidup mereka s