KRITIK
HOLISTIK
KOMIK SI JUKI
Episode 1 : Lowongan
Karya Faza Meonk
Pria kelahiran
Bandung 23 Agustus 19991 ini memang cukup diperhitungkan dalam dunia kreatif
Indonesia. Total sudah tujuh komik telah dia terbitkan dan berbagai penghargaan
– pernghargaan berhasil diraihnya mulai dari Finalist Anugerah Pembaca Indonesia (Comic Category : 2012) sampai Advergames Nomination in Indonesian Juki the
Scavenger (ICT Awards : 2013).
Faza mulai
terjun di dunia komik dan animasi semenjak ia bersekolah di SMK jurusan
animasi. Karena minatnya di animasi kuliahpun mengambil jurusan animasi di DKV
Binus. Ia berkonsentrasi menjadi komikus mulai tahun 2011 dimulai dari komik
sindiran kampus, yang bernama DKV 4 (Anak DKV dalam 4 kotak). Dan pada tahun
itu pula ia berhasil menerbitkan satu komik, yaitu komik ngampus.
Komik Si Juki
adalah komik lokal yang memiliki karakter khas karena tidak seperti karakter –
karater tokoh komik di komik lain. Karakter Si Juki yang memiliki wajah dengan
mata bulat yang menonjol, hidung yang tidak mancung dan ala kadarnya, mulut
lebar dan gigi yang besar dan tidak rapi, serta memiliki rambut yang berantakan
dan berkaos merah.
Bentuk transisi dari panel ke
panel pada komik Si Juki episode 1 ini adalah bentuk Aksi ke aksi
yaitu sebuah subyek (orang, obyek, dsb) tunggal dalam sebuah rangkaian aksi.
Menggunakan panel tertutup, yaitu pembatas yang membatasi suatu adegan gambar
hingga tertutup. Garis yang digunakan bisa tebal, tipis ekspresif maupun
digambar langsung.
Komik
Si Juki karya Faza Ibnu Ubaidillah atau yang lebih dikenal dengan Faza Meonk ini berisikan cerita – cerita humor kehidupan
sehari – hari. Dimulai dari komik yang mengkritik atau menyinggung kehidupan
kampus sampai pemerintah. Penampilan karakter Si Juki sesuai dengan kepribadian
tokoh dan cerita, konyol, aneh, semangat, dan terkadang menginspirasi. Karakter
Si Juki yang memiliki wajah dengan mata bulat yang menonjol, hidung yang tidak
mancung dan ala kadarnya, mulut lebar dan gigi yang besar dan tidak rapi, serta
memiliki rambut yang berantakan dan berkaos merah. Karakter khas ini adalah
adalah karakter komik lokal karya Faza Meonk yang bergenre komedi sebagai salah
satu media komunikasi masyarakat. Dengan judul yang memasyarakat pula komik si
Juki sebagai komik digital untuk mengimbangi masyarakat umum yang melek
terhadap teknologi, Faza mengemas cerita – ceritanya dengan gaya candaan humor
yang mampu menarik minat baca masyarakat.
Perkembangan komik di era
sekarang ini adalah dengan munculnya komik digital. Komik digital berbeda
dengan webcomic yang merupakan komik
terputus atau bersambung yang ditebitkan pada sebuah situs internet. Webcomic dibaca melalui browser internet
dan biasanya dapat dibaca dengan gratis. Komik Si Juki episode 1 ini adalah
jenis webcomic atau komik bersambung
karena ceritanya per epidose.
Karakter
Si Juki memiliki satu massa yang dominan, bentuk masa yang dominan pada bagian
tertentu, misalnya pada wajah, ini dapat menjadi identitas dari kepribadian dan
karakter. Proporsi dari si Juki sudah seimbang karena tidak ada bagian tubuh
yang dibuat terlalu besar.
Dalam
Islampos.com Faza mengaku bahwa Si Juki lahir karena keprihatinannya dalam
perkembangan karakter tokoh di Indonesia. Padahal, banyak tokoh karakter dari
luar yang sukses diterima di pasaran dan menarik banyak perhatian. Karakter si
Juki yang santai, ceplas – ceplos, bahkan terkesan nyeleneh ini memang diakui Faza sebagai karakter khas yang sengaja
ia bangun agar lebih diterima masyarakat.
Menurutnya,
masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda saat ini, membutuhkan figur bijak
yang menyampaikan nilai – nilai kebidupan dengan santai dan tidak terkesan
menggurui.
Karakter
si Juki memang terkesan tokoh yang unik dan berani beda, tetapi di sisi lain
karakter ini mirip karakter Suneo, salah satu karakter di kartun Doraemon. Sehingga
nilai kekhasan pada si Juki ini dirasa kurang, karena bila melihat si Juki
seolah – olah melihat Suneo, dan ingatan tentang Suneo dan si Juki ini sangat
melekat. Pesan moral yang disampaikan cukup menarik karena menggunakan bahasa –
bahasa yang segar dan topik yang kekinian. Sehingga pembaca tidak bosan. Komik
ini dibuat untuk mengembangkan karakter komik lokal karena selama ini
masyarakat cenderung mengonsumsi komik impor. Selain untuk mencintai produk
sendiri juga menghargai karya anak bangsa.
Komentar
Posting Komentar